Rabu, 12 Januari 2011

paspor palsu gayus

Paspor Palsu
Irjen: Gayus Tak Suap Pejabat Imigrasi
Rabu, 12 Januari 2011 | 16:37 WIB
KOMPAS/AGUS SUSANTO dan Twitter Denny Indrayana
Sekretaris Satuan Tugas Pemberantasan Mafia Hukum Denny Indrayana mengunggah foto paspor Sony Laksono (kiri), Rabu (5/1/2011). Sosok Sony Laksono mirip dengan sosok Gayus mengenakan wig dan kacamata (kanan) yang tertangkap kamera wartawan saat menonton pertandingan tenis di Bali.
JAKARTA, KOMPAS.com - Inspektur Jenderal (Irjen) Kementerian Hukum dan HAM, Sam L Tobing, menegaskan, tidak ada dana sepersen pun dari terdakwa mafia pajak, Gayus Halomoan Tambunan, ke pejabat imigrasi, baik petugas imigrasi di Jakarta Timur maupun di Bandara Soekarno Hatta.
"Kemarin di Cipinang, menurut Gayus, dia tidak mengeluarkan dana sepeser pun kepada pejabat imigrasi. Fakta menurut Gayus, saya tidak bela anak buah saya. Baik di Jakarta Timur maupun di Cengkareng (Bandara Soekarno-Hatta), dia (Gayus) tidak mengeluarkan uang," ungkap Sam, Rabu (12/1/2011), di kantor Kemenhuk dan HAM, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta.
Perihal uang 100.000 dollar AS yang diakui Gayus diberikan kepada oknum yang mengurus paspor palsu Gayus, Sam membantahnya. "Tidak ada uang 100 ribu dolar dari keterangan Gayus," ucap Tobing.
Ketika ditanya lebih lanjut, Sam meminta publik bersabar. "Begini, semua masih dalam proses pemeriksaan. Kemarin sampai malam beberapa orang yang menangani pemberangkatan dan dan kedatangan didalami. Kalau paspor kan sudah jelas, dari Jakarta timur, tapi soal pengeluaran ditangani oleh seseorang yang katanya ditangkap polisi. Ini sedang kita dalami," ucap Sam.
Kemarin, polisi membeberkan hasil temuan tim yang menyebutkan Gayus memberikan imbalan 100.000 dollar AS atau setara dengan Rp 900 juta untuk menangani paspor palsu Gayus. Dari jumlah tersebut, 2.500 dollar AS diberikan kepada seseorang berinisial A, yang sudah ditangkap polisi beberapa hari lalu.
A diyakini berperan sebagai pengambil foto Sony Laksono yang berkacamata dan mengenakan wig yang ditempel pada sebuah paspor asli. "Sisanya dibagi-bagi yang diduga teman-teman sindikat (paspor palsu)," ungkap Kepala Divisi Humas Mabes Polri Anton Bachrul Alam saat jumpa pers di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (11/1/2011).